Pertemuan dengan Samantha membuat hidup Theodore berwarna. Sisi melankolis pria yang bekerja sebagai penulis surat itu pun perlahan hilang seiring kebersamaan keduanya.
Bukan itu saja. Masalah pekerjaan Theodore juga seringkali terselesaikan lantaran bantuan Samantha yang memiliki kecerdasan tinggi.
Theodore merasa hanya Samantha yang mampu memahami dan menemani hari-harinya. Akhirnya, ia jatuh hati pada operating system (OS) tersebut.
Jatuh cinta antara dua orang berbeda merupakan hal biasa. Namun, yang dialami Theodore menjadi berbeda karena Samantha merupakan sistem operasi yang telah dibekali teknologi kecerdasan buatan. Kisah itu ada dalam film Her.
Bagi Anda yang pernah menonton film Her, mungkin akrab dengan kisah di atas. Bahkan, teknologi sesuai OS Samantha pun bukan hal asing di kehidupan Anda saat ini.
Sebelumnya, artificial intelligence (AI) sesuai OS Samantha hanyalah bagian dari fiksi ilmiah. Namun, seiring perkembangan teknologi, hal tersebut kini jadi kenyataan dan tak terlepas dari keseharian manusia.
AI merupakan program komputer yang dirancang mengikuti tindakan dan pola pikir manusia. Kehadirannya di sejumlah perangkat teknologi sehari-hari mampu memberikan kemudahan bagi penggunanya. Bahkan, tak sedikit orang yang jatuh hati dengan kecanggihan tersebut.
Nah, apa saja contoh penerapan AI yang ada di kehidupan sehari-hari? Berikut ulasannya.
Chatbot
Pernah menggunakan fitur chat customer service pada sebuah website? Jika ya, dapat jadi Anda tak asing dengan respons otomatis yang ditampilkan. Kemampuan tersebut muncul berkat adanya teknologi AI.
Bagaimana Bisa? Pendiri Zoom Meeting Jadi "Business Person of the Year 2020" Versi Majalah Time
Dalam bisnis, terlebih di era digital, chatbot punya banyak peran. Selain sebagai pusat layanan dan informasi selama 24 jam setiap hari, teknologi tersebut secara tidak langsung berpengaruh pada penjualan.
Hal itu dikarenakan seluruh informasi pelanggan yang berinteraksi dengan chatbot direkam. Sebut saja alamat e-mail, nomor telepon, usia, gender, dan kebiasaan.
Kumpulan data tersebut akan diolah untuk dijadikan bahan strategi pemasaran. Pendekatannya dapat melalui newsletter, rekomendasi produk, atau diskon.
Virtual reality (VR)
Virtual reality (VR) atau realitas virtual merupakan perangkat teknologi yang memungkinkan seseorang berinteraksi secara nyata dengan obyek atau suatu lingkungan imajinasi hasil simulasi komputer.
Teknologi tersebut umumnya dimanfaatkan sebagai alat bantu observasi atau pelatihan pada hampir semua bidang, sesuai kesehatan, penerbangan, militer, otomotif, astronomi, bisnis, dan pendidikan. Dalam industri hiburan, sesuai film dan gim, VR juga kerap digunakan.
Lantas, apa jadinya jika teknologi secanggih VR disandingkan dengan AI? Jawabannya, kurang lebih sesuai yang tergambar dalam film Iron Man. Seluruh karakter dalam film benar-benar dapat hidup dan berinteraksi dengan data. Jadi, bukan sekadar menganalisis.
Dengan kata lain, selain memberikan visualisasi yang lebih hidup, pengadopsian AI pada VR pun dapat dapat dipersonalisasi mengikuti kebutuhan penggunanya.
Lihat Foto
OPPO Indonesia
Ilustrasi menggunakan ponsel berteknologi AI.
Personalisasi aplikasi sehari-hari
Sebagian besar orang sudah tak asing lagi dengan Google, Youtube, dan Spotify. Tiga aplikasi ini kerap digunakan sebagai alat mencari informasi dan memenuhi kebutuhan hiburan sehari-hari.
Ada kalanya pengguna menerima rekomendasi konten kala mengakses salah satu platform tersebut. Bahkan, tak jarang rekomendasi yang diberikan sesuai dengan kebutuhan, selera, atau suasana hati.
Jika kamu mempertanyakan dari mana kemampuan itu berasal, jawabannya tak lain dan tak bukan karena dukungan teknologi AI.
Mobil pintar
Bagi Anda yang pernah menyaksikan film Knight Rider, tentu tak asing dengan Knight Industries Two Thousand (KITT), mobil pintar yang dapat berbicara dan menjalani perintah ownernya, Michael Knight. Kurang lebih, sesuai itulah implementasi kecerdasan buatan pada dunia otomotif.
Fungsi AI pada mobil pintar umumnya terdiri dari dua. Pertama, sebagai infotainment human-machine interface alias pendukung layanan digital, sesuai speech recognition, gesture recognition, eye tracking, dan driver monitoring.
Kedua, advanced driver assistance systems (ADAS) yang memungkinkan kendaraan mengemudi secara otomatis atau biasa disebut dengan istilah autopilot. Lewat kemampuan ini, AI bekerja dengan pemanfaatan kamera, sensor, dan radar.
Kamera smartphone
Bokeh merupakan salah satu teknik pengambilan gambar yang awalnya hanya dapat dilakukan dengan menggunakan kamera profesional. Namun, keberadaan teknologi AI pada ponsel menjadikan hal itu kurang relevan lagi.
Bukan itu saja. Hadirnya AI pada kamera smartphone dapat meningkatkan kemampuan lensa dalam memotret juga merekam, mendeteksi obyek dengan otomatis, dan memaksimalkan sejumlah pengaturan sehingga hasil tangkapan terlihat berkualitas.
Pembenaman kecerdasan buatan pada smartphone sendiri telah menjadi sorotan sejak 2017, sebagaimana diberitakan Business Insider, Minggu (24/1/2018).
Saat itu, produsen ponsel berlomba-lomba memperkenalkan AI sebagai fitur utama. Kini, pengadopsian teknologi AI dapat ditemukan pada Oppo Reno5.
Bagi pabrikan ponsel asal China tersebut, kecerdasan buatan bukanlah hal baru. AI sudah tersemat pada seri Reno terdahulu.
Khusus Reno5, penerapan teknologi AI pada kamera kian ditingkatkan. Karena itu, selain mampu memenuhi kebutuhan fotografi, ponsel ini juga mumpuni dalam hal videografi.
Lihat Foto
Oppo Indonesia
Contoh hasil penggunaan fitur AI Mixed Portrait yang terdapat pada Oppo Reno5.
Oppo Reno5 hadir dengan tiga teknologi AI terkini. Pertama, AI Mixed Portrait. Dengan fitur ini, pengguna dapat menggabungkan dua rekaman gambar sekaligus, yaitu video yang berjalan pada latar belakang dengan video portrait. Alhasil, momen yang diabadikan akan terlihat artistik.
Kedua, Dual-view Video. Keberadaan fitur ini menjadikan ponsel mampu menjalani perekaman ganda, yaitu dengan kamera depan dan belakang secara bersamaan. Artinya, pengguna tak perlu lagi khawatir kehilangan momen spesial.
Terakhir, AI Highlight Video yang terdiri dari dua mode perekaman, yaitu Ultra Night Video dan HDR Live. Dengan algoritma kecerdasan pintar, fitur ini dapat mendeteksi cahaya secara otomatis pada kedua sisi kamera.
Dalam kondisi minim cahaya, kamera akan mengaktifkan algoritma Ultra Night Video sehingga video yang dihasilkan tetap terlihat cerah, tajam, dan alami.
Sebaliknya, saat latar belakang memiliki cahaya kuat, HDR Live akan otomatis bekerja untuk menyeimbangkan obyek dan latar belakang. Mode ini cocok digunakan untuk merekam momen-momen yang dilakukan di ruang terbuka yang sarat akan cahaya alias berpotensi backlight. Misalnya, di pantai atau gunung dalam situasi matahari terbenam atau tenggelam.
Untuk memberikan kenyamanan saat melihat hasil foto atau video, layar Oppo Reno5 juga dibekali fitur AMOLED dengan kemampuan refresh rate 90 Hz.
Bicara teknologi, selain dilengkapi kamera AI, ponsel tersebut juga ditunjang dengan sistem operasi ColorOS 11.1 yang memiliki sederet fitur penunjang kenyamanan dan keamanan pengguna.
Sebut saja AON, kebebasan mendesain tema dan mengatur mode tampilan, sesuai splitscreen, serta mengatur shortcut lewat gestur tangan.
Bukan itu saja. Ponsel pintar berdesain tipis, ringan, dan nyaman digenggaman tersebut juga dilengkapi fitur Near Field Communication (NFC) dan 50W Flash Charging yang memungkinkan baterai terisi 100 persen dalam waktu 48 menit.
Lihat Foto
Oppo Indonesia
Oppo Reno5.
Jika tertarik menjajal kemampuan AI pada Oppo Reno5, Anda dapat dapatkan ponsel pintar ini secara pre-order di Shopee pada 13 hingga 21 Januari 2021 dengan harga Rp 4.999.000.
Untuk informasi lebih lanjut tentang fitur dan spesifikasi Reno5, Anda dapat dapatkan dengan mengunjungi situs resmi Oppo.
Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting, topik menarik, dan informasi lainnya
Aktifkan
Belum berhasil mengaktifkan notifikasi Kompas.com? Klik di sini
(KOM)
Komentar (2)
- Nina Vina Lovenya
19 Jan 2021, 07:10 WIBbermanfaat banget
- Susi Azizah
19 Jan 2021, 07:10 WIBinfonya keren thanks